Sistem Barcode Pada Soal UN 2013

Barcode Pada Soal UN 2013
Barcode Pada Soal UN 2013 - Upaya meminimalisasi tindakan kecurangan saat Ujian Nasional (UN) 2013 terus dilakukan. Selain menambah jumlah paket soal menjadi 20, perubahan lainnya adalah pemberian barcode (kode batang) pada naskah soal dan Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN).

Menurut Alimufi Arief, Ketua Koordinator Pengawas Perguruan Tinggi (PT) dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), barcode tersebut yang nantinya menentukan jenis paket soal yang diterima oleh siswa. Pengawas maupun siswa tidak akan ada yang tahu jenis paket soal yang diterima, kecuali menggunakan mesin pemindaian di PTN yang ditunjuk. Selain itu, tiap halaman naskah soal hingga LJUN akan sama barcode-nya. Sebelumnya, paket soal berbeda ditandai dengan huruf atau angka, misalkan A, B, C, dan D.

“Jenis paket soal akan ditentukan oleh barcode. Tiap halaman naskah soal ada barcode sampai LJUN-nya, karena keduannya ini menjadi satu paket dan tidak terpisah seperti tahun lalu. Bila ingin memisahkannya, bisa disobek sesuai dengan garis potongan yang disediakan,” katanya, Jumat (29/3).

Dijelaskannya, jika nanti diketahui ada satu halaman saja yang tidak ber-barcode, maka harus ditukar dengan satu set naskah soal utuh lagi. Untuk itu, sebelum mengerjakan soal ujian, sebaiknya siswa mengecek terlebih dahulu kelengkapan naskah soal. Termasuk apakah LJUN-nya baik atau tidak cacat.

“Dengan begitu, siswa akan lebih kosentrasi menghadapi ujian. Tiap siswa paket soalnya berbeda serta ada barcode-nya. Jangan pula percaya dengan isu-isu bocoran jawaban ujian, karena tidak ada yang tahu dengan jenis paket soal yang diterima kecuali menggunakan komputer,” tuturnya.

Dosen Fisika Unesa itu menambahkan, peran pengawas ruang juga sangat ditingkatkan. Mereka diminta untuk aktif memberikan pengarahan saat siswa hendak menyobek LJUN yang jadi satu dengan naskah soal.

“Kalau tidak mendapat pengarahan, si siswa bisa dirugikan. Makanya, pengawas PT sebanyak 3.551 orang setingkat dosen S2 se-Jatim sudah disiapkan yang bisa menegur pengawas ruangan yang lalai, terutama yang mengantuk atau tidur saat menjaga ruang ujian. Nantinya, satu dosen mengawasi setiap satuan penyelenggara UN (sekolah),” tandasnya.

Terpisah, Perekayasa Madya Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang, Benny Widaryanto mengakui, LJUN yang dibuat satu bendel dengan soal, rawan robek. Untuk itu siswa harus memastikan bahwa soal dan LJUN yang akan dikerjakan itu jelas dan tidak robek

“Jika sebelum dikerjakan sudah robek atau tidak jelas, pengawas ruang bisa memberikan cadangan naskah soal dari ruangnya atau ruang lain. Dalam satu ruang hanya diberikan satu naskah soal dan LJUN cadangan,” ujarnya beberapa waktu lalu saat sosialisasi UN di Hotel Utami, Sidoarjo.

Dikatakannya, naskah soal cadangan ini dipastikan berbeda dengan teman seruangan. Karena itu, selain 20 paket, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga membuat satu paket lagi untuk cadangan sehingga jumlah keseluruhan 21 paket soal berbeda.

Sedangkan, Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Jatim Harun mengungkapkan, pengawas ruang harus memberikan informasi yang jelas terkait tata cara pengisian nama, jumlah halaman dan soal, dan sebagainya. Jangan sampai ketika siswa sudah mengerjakan soal, ternyata ada beberapa halaman di bagian belakang yang buram atau kurang jelas. 





Silahkan di-share dengan:

0 comments:

Post a Comment